|
Sumber : Istimewa/Google |
Dalam pemaknaan kesadaran nilai (
value),
persistensi lebih banyak terlihat pada beberapa
tindakan yang berulang, bukanlah sekedar sebuah
tindakan yang muncul sesaat atau sesuatu yang
tiba-tiba. Sebagi tindakan yang berulang, persistensi
menjadi lekat sebagai sebuah kebiasaan. Seorang
yang persisten akan memiliki kebiasaan dan kekuatan
yang bertumpu pada tiga hal diatas --teguh pendirian,
gigih dan ulet. Ketiga tumpuan ini dipandang dapat
memudahkan sesorang untuk bertahan serta nilai
untuk lepas dan keluar dari tekanan.
Persistensi sebagai sebuah positive value
setidaknya dapat tercermin pada beberapa perilaku
kunci sebagai berikut:
Antusias dan penuh semangat
Persistensi tercermin pada tindakan seseorang
untuk selalu menjaga irama aktivitas yang
dilakukannya dengan antusias dan penuh
semangat. Dengan bercermin pada apa yang
sering kita lakukan, minat yang tinggi berbanding
lurus dengan antusiasme dan sekaligus
kesungguhan seseorang dalam melakukan
aktivitas tertentu. Semakin kita memiliki minat
pada satu hal, secara otomatis akan mendorong
baik antusiasme untuk mencari jawaban atas
curiousity (rasa ingin tahu), maupun antusiasme
dalam menjalankannya. Pun sebaliknya, minat
yang rendah akan membuat kurang bersemangat,
tidak antusias dan memunculkan kesan ogahogahan
dalam menyelesaikan suatu tugas.
Berfikir dan bertindak cerdas serta berorientasi
pada solusi
Seorang yang tersisten akan terbiasa untuk
berfikir dan bertindak secara cerdas, serta
berorientasi pada solusi. Ia bukan pribadi yang mudah mengeluh dan mencari kambing hitam
ketika menemukan permasalahan, namun pribadi
yang sibuk dengan bagaimana ia harus mencari
dan menemukan jalan keluar dari permasalahan
yang dihadapi. Situasi sulit, kompleksitas
masalah dan silang sengkarut persoalan yang
muncul akan ‘memaksa’ individu bekerja dengan
cerdas menemukan solusi/jalan keluar dengan
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dengan
tepat dan efektif.
Berani dan yakin dalam menghadapi dan
mengelola risiko
Keberanian dalam menghadapi risiko sebagai
sebuah konsekwensi logis sebuah keputusan.
Keberanian untuk mengambil risiko (risk taking)
menunjukkan kematangan seseorang dalam
bertindak,karena dengan demikian ia bukan pribadi
yang ‘mencari mudahnya saja’. Dalam setiap risiko
yang dihadapi dan diambil, selalu terbuka peluang
pembelajaran dan pemahaman baru. Hal inilah
yang akan memperkaya khasanah kita dalam
menghadapi dan mengelola risiko yang timbul.
Bergerak untuk terus maju (keep moving
forward)
Perilaku untuk bergerak maju ke depan didasari
oleh fokus pada hal-hal dan agenda yang
ada didepan. Seperti mengendarai kendaraan
bermotor, pandangan kita difokuskan ke depan,
bukan ke belakang. Tidak sedikit orang yang
menjadi stagnan karena terlalu asyik melihat
masa lalu. Keasyikan dengan masa lalu pada
pengalaman buruk akan membuat trauma dan
perasaan inferior/minder, sementara mengingat
pengalaman baik dan keberhasilan di masa lalu
juga seringkali membuat lalai dan terlena. Untuk
itulah pada persistensi, perilaku melihat kedepan
dan bergerak maju memberikan dampak yang
lebih positif dibandingkan tidak bisa move on dari
masa lalu.
Tidak mencari-cari alasan
Salah satu jebakan bagi seseorang yang mudah
menyerah adalah perilakunya untuk mencari-cari
alasan tatkala tidak sanggup dan tidak berhasil
memecahkan masalah yang dihadapi. Seseorang
yang enggan dan mudah menyerah terhadap
realitas dan permasalahan yang ditemui akan
cenderung sibuk mencari-cari alasan, sementara
sebaliknya ia yang berfikir maju akan selalu
sibuk untuk mencari dan menemukan cara. Bagi
seseorang yang persisten, mencari-cari alasan
merupakan pembenaran atas sikap menyerah.
Selamat Berprestasi!
Sumber:
Oleh HARSONO ADI
Motivator, HR Consultant dan penulis Buku ‘Jangan Lupa Bahagia’ (Grasindo, 2014)